Medan, rekatamedia.com. Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas Medan Area (UMA) dan UNPRI menyosialisasikan pengelolaan hama dan penyakit tanaman Sawi sekaligus memberikan pengetahuan manajemen pemasaran tanaman sayuran kepada masyarakat Kelompok Tani (Koptan) Bali (Bersatu Agar Lebih Intim) di lahan pertanian milik H Mudjiono Kelurahan Terjun Medan Marelan.
Kegiatan yang dilakukan selama dua hari itu, dengan metode penyuluhan dan demonstrasi pengelolaan ekosistem pertanian sehingga dapat mengelola populasi hama dan penyakit dan kiat kiat /manajemen pengelolaan agribisnis tanaman sayuran
Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Pertanian UMA terdiri Prof.Dr.Ir. Yusniar Lubis, MMA, Ir. Azwana, MP. dan Dr. Ir. Syahbuddin,MSi. Turut menjadi peserta tim pengabdian masyarakat Dosen UNPRI Prof. Dr. Syaifuddin Lubis,MMA dan Fajar Rezeki Ananda,SE,MSi serta sejumlah mahasiswa yakni Putri Hrp, Kiki Wardani Rambe, Ainul Hayati, Nur Fatimah Laia,Yogi Lastanta Surbakti dan Doni Saputra Sinurat.
“Kami melaksanakan pengabdian pada tanggal 5-7 Oktober 2020 lalu. Tujuannnya memberikan pengetahuan masyarakat/kelompok tani bertambah dalam hal mengelola hama dan penyakit tanaman sayuran yang ramah lingkungan dan tidak merugikan petani jelas Ir. Azwana, MP. Selain hal tsb, dengan kegiatan ini diharapkan kelompok tani dapat memilih tanaman yang sesuai dengan pangsa pasar dengan harga yang tinggi. Dan diharapkan dapat menambah pendapatan mereka,” jelas Prof. Yusniar Lubis, MMA dan Prof.Dr.Syaifuddin Lubis, MMA didampingi Ir. Azwana, MP dan Dr. Syahbuddin, M.Si, Rabu (19/01/2021) di Medan.
Lebih lanjut, Prof Yusniar mengatakan pemilihan pengabdian masyarakat di Kelurahan Terjun Medan Marelan lebih dikarenakan kelurahan tersebut merupakan salah satu kelurahan yang menjadi daerah penghasil sayuran untuk di Kota Medan. Masyarakat di kelurahan ini bermata pencaharian sebagai petani, wirausaha dan pegawai negeri dan swasta. Kelompok Tani BALI umumnya membudidayakan berbagai jenis sayuran, dalam berusaha tani mereka selalu dihadapkan pada serangan hama dan penyakit tanaman
Tim Pengabdian Masyarakat Pertanian UMA melihat serangan hama dan penyakit tanaman menjadi latarbelakang kegiatan tersebut. Karena serangan hama dan penyakit tanaman mengakibatkan bertambahnya biaya dalam usaha tani tersebut yang berarti akan mengurangi pendapatan petani,
Kendala Hama
Umumnya tanaman sayuran banyak diserang oleh berbagai jenis ulat yang merusak daun sehingga daun tanaman akan menjadi berlubang-lubang, dan sudah tentu akan mengurangi bobot sayur itu sendiri.. Sawi sebagai tanaman sayuran merupakan tanaman yang sangat mudah di budidayakan dan juga memiliki harga jual tinggi. Namun, kendala yang dihadapi dalam penanaman ini adalah hama dan penyakit.
Hama dan penyakit adalah salah satu faktor utama kendala atau hambatan dalam pembudidayaan. Karena akan menurunkan produktivitas dan juga akan mengakibatkan tanaman menjadi abnormal atau gagal panen. Hama yang selalu menyerang tanaman sawi yaitu ulat tanah (Agrotis sp) yang berwarna hitam dan mengakibatan patahnya tanaman, ulat Spodoptera sp. ulat jengkal (Plusia sp.) dan ulat bulu (Lymantridae) merupakan ulat pemakan helaian daun sehingga daun berlubang-lubang. Dan penyakit yang banyak menyerang tanman sawi adalah serangan jamur Rhizoctonia sp., becak daun Alternaria sp., busuk daun Phytophthora sp. yang mengakibtkan rusaknya helaian daun hingga membusuk.
Penggunaan pestisida kimiawi ini sudah menjadi budaya bagi petani di Indonesia. Penggunaan pestisida kimiawi secara terus menerus akan berdampak negative baik utnuk organisme penggangu tanaman maupun keaneka ragaman hayati yang ada pada areal pertanian tersebut. Penggunaan yang berkelanjutan akan mengakibatkan timbulnya kekebalan pada organisme pengganggu tanaman, timbulnya hama baru yang awalnya bukan merupakan hama utama, terjadinya keracunan bagi tanah dan petani itu sendiri.
Pengelolaan Pemasaran
Untuk mengurangi serangan hama dan penyakit ini sebenarnya dapat dilakukan dengan mengelola lahan pertanian menjadi stabil atau tersedianya musuh alami bagi hama maupun penyyakit tanaman. Selain itu pengelolaan agroekosistem yang baik juga akan menyebabkan berkurang atau tidak adanya serangan penyakit bagi tanaman yang dibudidayakan.
Dikatakannya, untuk pengelolaan pemasaran usaha tani kami sosialisasikan dengan cakupan, 4 P yakni pertama product merupakan pemilihan tanaman dan hasil yang akan dipasarkan. Kedua price (harga), harus melihat apakah komoditi yang akan kita tanam memiliki harga yang tinggi dipasar. Tiga place (tempat /saluran distribusi), dimana kita akan memasarkan hasil tanaman kita serta rantai distribusnya. Dan terakhir promotion (promosi) yakni bagaimana usaha kita untuk mengenalkan produk kita ke masyarakat.
“Alhamdulillah hasil pengabdian yang kami lakukan, mitra pengabdian dapat mengetahui dan dapat mengelola lahan pertaniannya sehingga dapat mengurangi serangan hama dan penyakit dengan baik dan tepat. Masyarakat mitra juga dapat mengetahui kiat kiat dalam pemasaran hasil pertanian serta cara pemilihan tanaman yang akan diusahakan sehingga dapat menambah pendapatan keluarga dari hasil budidaya tanaman,” ungkap tim pengabdian tersebut.