TIM PKM-PI Delegasi UMA Berhasil Merancang Smart Inkubator Telur untuk Meningkatkan Perekonomian Peternak Unggas Masa Covid-19

  • Whatsapp
TIM PKM-PI Delegasi UMA Berhasil Merancang Smart Inkubator Telur untuk Meningkatkan Perekonomian Peternak Unggas Masa Covid-19

Medan, rekatamedia.com,- Tim PKM – PI Universitas Medan Area berhasil lulus pendanaan proposal dalam Program Kretivitas Mahasiswa (PKM) 2021 dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kunjungan dan interview yang dilakukan oleh tim PKM dari Universitas Medan Area (uma) terhadap salah seorang masyarakat yang berprofesi sebagai peternak unggas khususnya ayam berlokasi di Jalan Wonogiri Gg. Sepakat, Mabar Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara menemukan beberapa kendala dalam produktivitas hasil panen unggas tersebut.

Peternak unggas banyak mengalami kegagalan panen dikarenakan mesin tetas untuk menghasilkan bibit unggas dengan jumlah yang banyak dalam interval waktu yang bersamaan mengalami penurunan hasil panen dari yang semestinya.

Hal itu diakibatkan oleh jaringan listrik PLN yang tiba-tiba padam dan membuat suhu pada mesin inkubator tidak stabil, sehingga banyak telur yang berada di dalam mesin inkubator tidak menetas yang mengakibatkan kerugian pada peternak unggas tersebut.

Alhamdulliah kami sangat bersyukur sebab Tim PKM–PI Universitas Medan Area di tahun 2021 ini lolos pendanaan proposal dalam program kreativitas mahasiswa (PKM). Saya sendiri pernah mengikuti program kretivitas mahasiswa di tahun 2019 namun sayang proposal tim kami beluml lulus pendanaan, Maka dari itu saya dan tim PKM-PI Universitas Medan Area tahun ini akan memaksimalkan sedemikian mungkin dalam menjalankan program kreativitas mahasiswa di tahun 2021 ini ” kata Ketua Tim PKM-PI 2021,” Arya Chandra.

Teknologi Hybrid dengan Rancangan PV-Grid pada Smart Inkubator Telur dalam upaya meningkatkan perekonomian peternak unggas pada kondisi covid-19 merupakan rancangan alat yang kami kembangkan dalam upaya menyelesaikan masalah yang dialami peternak unggas. Teknologi ini mempunyai keunggulan dimana sumber panas lampu pijar yang digunakan pada inkubator tidak hanya disuplai dari jalur listrik PLN tetapi juga di back-up oleh panel surya. Sehingga, mesin inkubator jenis ini dapat menjaga kestabilan suhu didalam ruangan inkubator pada saat terjadinya pemadaman listrik dari jalur PLN.

Rancangan sistem ini diharapkan menjadi suatu alat yang mampu mengoptimalkan hasil smart inkubator telur menjadi 100% dan meningkatkan perekonomian para peternak unggas.

”Program ini dapat membantu para peternak dalam mewujudkan sumber daya yang baik dalam mengoptimalkan penyediaan bibit anakan unggas dan meningkatkan produktivitas perekonomian para peternak unggas.” tambahnya.

“Sistem teknologi ini bisa memaksimalkan efisiensi dari inkubator tersebut menjadi 90-100%. Apabila modal dari 100 telur sebesar Rp. 350.000,-, dan setelah penetasan harga bibit pada ukuran 1 minggu sebesar Rp. 11.000,-/ekor. Jadi, ketika peternak menggunakan sistem konvensional, peternak hanya mendapatkan omzet penjualan sekitar Rp. 770.000,- sampai Rp. 880.000,-. Namun, apabila menggunakan sistem teknologi yang kami tawarkan, peternak bisa mendapatkan omzet penjualan sekitar Rp. 990.000,- sampai dengan Rp. 1.100.000,-“ kata Arya Chandra.