Medan, rekatamedia.com - Fournineteen (FN) Company yang dibentuk oleh mahasiswa/i dari program studi Agribisnis fakultas Pertanian Universitas Medan Area memperoleh dana hibah dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2021 dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Hal tersebut terungkap dalam kegiatan budidaya maggot BSF dan produksi PELET ASIK di Dusun VII A, Desa Karang Anyar, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang.
FN company diketuai oleh Agustinus Roy Martin Siahaan dengan empat orang terdiri atas, Muhammad Yudi Kurniawan (produksi), Markus Buha Amando Purba (pemasaran), Irfan Nathanael Siregar (keuangan), dan Eliza Blandina Pasaribu (Perlengkapan). Tim ini dibimbing dan didampingi oleh Ibu Indah Apriliya,SP, M.Si.
Kegiatan yang dilakukan oleh FN Company bertujuan untuk menghasilkan produk alternatif pakan ternak dari bahan baku maggot BSF hasil budidaya yang dilakukan secara mandiri.
“Kami sangat bersyukur sebab ini adalah pertama kali bagi kami FN Company lolos dalam program PKM-K dan memiliki kesempatan untuk menjalankan usaha di bidang industri alternatif pakan ternak. Lahirnya ide pembuatan produk PELET ASIK ini karena prihatin melihat harga pakan ternak komersial yang cenderung mahal sebagai akibat dari penggunaan bahan baku ikan dalam pembuatan ransum ternak. Terlebih lagi bahan baku yang digunakan kebanyakan merupakan bahan baku impor dengan alasan bahan baku impor lebih berkualitas daripada bahan baku lokal. Hal tersebut tentu saja membuat harga pakan ternak semakin mahal dan cenderung fluktuatif, terlebih lagi ikan dialam sifatnya terbatas dan juga penggunaannya bersaing dengan produk konsumsi manusia” ucap Martin, selaku ketua tim produk PELET ASIK: Inovasi pakan ternak organik hasil rumah produksi maggot black soldier fly (Hermetia illucens) berbasis zero waste.
Dijelaskannya, maggot adalah organisme yang berasal dari larva Black Soldier Fly (BSF) dan dihasilkan pada metamorfosis fase kedua setelah fase telur dan sebelum fase pupa yang nantinya akan menjadi BSF dewasa.
Maggot merupakan salah satu bahan alternatif pakan yang tersedia dan tak terbatas, belum sepenuhnya dimanfaatkan dalam ransum. Maggot memenuhi standar kriteria pakan ternak yang baik diantaranya, komposisi nutrisi terpenuhi, harga kompetitif, dan berkelanjutan karena dapat dibudidayakan secara massal dengan siklus yang cepat.
Namun untuk pengaplikasiannya pada hewan ternak, maggot biasanya diberikan secara langsung dalam bentuk fresh atau tanpa pengolahan lanjutan seperti dibuat menjadi produk ransum. Fournineteen Company memaksimalkan potensi maggot BSF menjadi bahan baku pembuatan produk alternatif ransum ternak organik, ekonomis, kaya protein dan berbasis zero waste.
“Program ini berpeluang untuk meningkatkan penggunaan bahan baku lokal yang bersifat organik dalam pembuatan ransum pakan ternak seperti bekatul (dedak), jagung, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, selain dapat ditemukan dengan mudah, penggunaan bahan baku lokal juga berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar terutama para petani di Desa Karang Anyar. Kami berharap dalam proses budidaya maggot BSF secara mandiri dengan pakan yang memanfaatkan left over (sampah organik) dapat menjadi bentuk kontribusi kami (mahasiswa) dalam upaya turut serta menggalakkan Zero Waste,” jelas Martin.
Budidaya maggot BSF hingga proses produksi PELET ASIK memerlukan proses dan waktu yang cukup panjang, oleh karena itu keberlanjutan usaha sangatlah krusial. Masa administratif pelaksanaan PKM-K yang hanya empat bulan tidaklah cukup untuk mengembangkan usaha ini, maka menjalin kerjasama dan bermitra baik dengan peternak, pihak pemerintah, ataupun pihak swasta menjadi sangat penting untuk dilakukan demi keberlanjutan usaha PELET ASIK.
“Selain melatih kemampuan mahasiswa dalam berfikir kreatif dan bertindak inovatif, kegiatan ini (PKM-K) juga berguna membentuk karakter mahasiswa yang positif dan dapat bekerjasama dengan tim. Kegiatan ini juga merupakan bentuk kepedulian mahasiswa terhadap persoalan para peternak mengenai pakan ternak dan persoalan lingkungan mengenai sampah di Karang Anyar, Lubuk Pakam. Selanjutnya, mahasiswa menjadi problem solver serta membangun jaringan dengan para stakeholder guna meningkatkan potensi keberlanjutan usaha.” tambah Manajer Produksi Fournineteen Company Yudi Kurniawan.