Rekatamedia.com Direktur Investasi dan Keuangan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Farid Nasution meyakinkan para pemegang polis bahwa restrukturisasi akan dapat berjalan lancar meski saat ini liabilitas perusahaan mencapai Rp54,4 triliun dengan aset hanya sebesar Rp15,8 triliun.
Pasalnya, pemerintah selaku pemegang saham Jiwasraya bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat telah menyepakati sejumlah langkah strategis untuk menyelamatkan polis nasabah.
“Dua diantaranya melalui persetujuan atas usulan penyertaan modal negara atau PMN senilai Rp22 triliun kepada IFG untuk mendirikan IFG Life ditambah dengan pendanaan yang berasal dari IFG itu sendiri senilai 4,7 triliun rupiah yang berasal dari deviden anak perusahaan IFG,” ujarnya lewat video conference, Jumat (11/12).
Farid mengakui dana tersebut belum cukup untuk membayar seluruh polis jatuh tempo yang sangat besar akibat penerbitan produk-produk asuransi dengan janji bunga tak wajar di masa lampau.
Belum lagi, saat ini ekuitas Jiwasraya berada pada posisi negatif dengan angka minus Rp38,6 triliun dan utang jatuh tempo perseroan telah mencapai Rp19,3 triliun.
Namun ia yakin melalui suntikan modal dari pemerintah perlahan-lahan kewajiban bisa dilunasi. Meski sejatinya, dengan dana tersebut pengelolaan IFG Life yang bakal menjadi perusahaan asuransi jiwa dan kesehatan terbesar di Indonesia.
IFG Life sendiri menaungi 10 perusahaan pelat merah lainnya yang menjadi anggota holding BUMN asuransi dan pembiayaan.
Mereka meliputi PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Jasa Raharja, PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Bahana Sekuritas, PT Bahana TCW Investment Management, hingga PT Bahana Artha Ventura, PT Grahaniaga Tata Utama, serta PT Bahana Kapital Investa. (*)