Medan - Ketua Umum KONI Kota Medan Drs Eddy H Sibarani menyebut, dunia sepakbola Tanah Air kehilangan legenda sepakbola Parlin Siagian. Namun tidak hanya sepakbola, insan olahraga umumnya tentu juga merasa kehilangan.
Hal itu dikatakan Eddy Sibarani usai melayat di rumah mendiang Parlin Siagian di Jalan Pelopor Medan, Selasa (17/11). Legenda yang juga dikenal dengan keahlian melakukan ‘tendangan pisang’ ini, meninggal dunia Senin siang di RS Elisabeth Medan di usia 69 tahun.
“Nama Bang Parlin Siagian dikenal tidak hanya di kalangan sepakbola, tetapi di dunia olahraga nasional hingga manca negara. Nama Parlin itu sangat harum di masanya. Dan paska menjadi pemain pun dia masih aktif di dunia sepakbola, termasuk kerap menyaksikan latihan PSMS dan menyambangi markas tim di stadion Kebun Bunga,” papar Ketua Umum KONI Kota Medan.
“Karena itu, berita Bang Parlin meninggal dunia cukup mengejutkan. Kita kehilangan tokoh legenda,” ucap Eddy Sibarani yang didampingi jajaran pengurus, Pengcab/Pengkot dan Koordinator KONI Kecamatan ketika melayat.
Seperti halnya di KONI Kota Medan, ucap Ketua KONI Kota Medan. Dia merasa begitu dekat dengan Bang Parlin, karena sering hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang digelar KONI Medan. ” Di antaranya beliau ikut menangani tim sepakbola Kota Medan ketika meraih medali emas Porprovsu 2014 serta ketika menjadi runner-up Porprovsu 2019, sebagai penasehat teknis,” papar Eddy Sibarani.
Legenda yang punya nama lengkap Parlindungan T Siagian, sebutnya, selain menjadi pemain PSMS dan timnas PSSI di era 1970, juga meniti karir sebagai pelatih. Di level timnas dia menjadi asisten pelatih timnas PSSI mendampingi Danurwindo serta Henk Wullems pada 1996-1998.
“Kita semua merasa kehilangan karena prestasi dan dedikasinya. Bang Parlin adalah legenda yang tidak diragukan lagi sumbangsih di cabang sepakbola,” ucap Eddy Sibarani. (ham)