Jakarta - Darah olahraga memang mengalir dalam tubuh Indira Tatya Arsanti. Namun, remaja kelahiran Jakarta, 10 Oktober 2005 ini lebih memilih menekuni olahraga wushu dari pada mengikuti jejak sang ayah, M Atma Paramarta yang pernah memperkuat Timnas Basket Pelajar Indonesia. Pelatnas Wushu Junior
“Saya lebih tertarik dengan olahraga beladiri wushu dari pada basket. Gerakannya attractive dan kostum tandingnya menarik,” kata Indira Tatya Arsanti yang sejak usia 6 tahun sudah mempelajari beladiri asal China tersebut melalui WhatsApp, Minggu (6/12/2020) malam.
Tampaknya pilihan Indira Tatya Arsanti yang akrab dipanggil Dira tidak keliru. Sederet prestasi telah diraihnya pada ajang event daerah, nasional dan internasional. Bahkan, pelatih Sasana Inti Bayangan Jakarta, Rizki Nasution meyebut potensi Dira cukup besar.
Pada Virtual Wushu Championship Seri II Nasional, Dira mampu meraih 2 medali emas pada penampilan perdana untuk jurus Nan Gun (toya selatan) dan Nan Quan (pukulan selatan) di kelompok A Putri.
“Tadinya, Dira lebih fokus ke Jian Shu (pedang utara) dan Qiang Shu (tombak utara). Sekarang, Dira telah dialihkan ke jurus toya dan pukulan selatan. Hasilnya pun cukup bagus pada penampilam perdana dengan meraih 2 emas,” kata Rizki Nasution.
Anak kedua dari dua bersaudara pasangan M. Atma Paramarta/swasta dan Dani Purwaningtyas merasa bersyukur bisa mempersembahkan 2 medali emas untuk Sasana Inti Bayangan Jakarta.
“Saya merasa bersyukur bisa meraih 2 medali emas meskipun terkendala dalam latihan di tengah situasi pandemi Covid 19. Semua prestasi ini diraih berkat disiplin dalam latihan dan mengikuti semua instruksi para pelatih serta dorongan orangtua,” ungkapnya.