Medan, RekataMedia.com - Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al Washliyah Medan melalui Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi menggelar Pelatihan dan Pendampingan Menulis Buku Ber-ISBN di Hotel Prime Plaza Hotel, Kuala Namo, Jalan Sultan Serdang, Tumpatan Nibung, Batang Kuis, Senin (26/7). Hadir Dekan FE UMN Alwashliyah, Dr Anggia Sari Lubis, SE, M,Si, Wakil Dekan I, Dr (Cand) Ratna Sari Dewi, SE, SPd, M.SI, Wakil Dekan II, Dr Alistraja Dison Silalahi, Ketua Tim Task Force yang juga Ketua Prodi Akuntasi, Debbi Chyntia Ovami, S.Pd, MSi,CBV didampingi Koordinator, Junita Putri Rajana Harahap, SE, M.Si, Ak dan Ketua Panitia Reza Hanafi Lubis, SE, M.Si.
Narasumber, Dr Rini Indahwati, SE, Ak, M.Si, CA, CBV, CERA (Pemerhati BumDes Sumatera Utara, Dosen Akuntansi Politeknik Negeri Medan) dan Kepala UMSU Press, Muhammad Arifin, M.Pd.
Dekan FE UMN Al Washliyah, Anggia Sari Lubis mengatakan, kegiatan ini terselenggara karena prestasi Prodi Akuntansi FE UMN Alwashliyah yang telah memenangkan hibah program Kompetensi Kampu Merdeka Kemendikbud Ristekdikti 2021 di mana salah satu programnya adalah agar dosen Akuntansi memiliki luaran buku ber-ISBN dan anggota IKAPI.
Dia berharap agar peserta memanfaatkan pelatihan ini sebaik-baiknya sehingga menghasilkan luaran yang berkualitas dan memiliki manfaat dalam membangun ilmu pengetahuan dan peradaban khususnya mengenal karya-karya dosen FE UMN Al Washliyah.
Ketua Tim Task Force Debbi Chyntia Ovami mengatakan selama ini paradigm dosen menulis buku itu sulit dan mahal.
Apalagi, masih sedikit dosen-dosen di Prodi Akuntansi FE UMN Al Washliyah yang menulis buku. Selama ini, hanya sekadar draf tidak sampai pada terbit. Kondisi inilah yang menjadi latar belakang mengapa kegiatna pelatihan dan pendampingan menulis buku ber-ISBN ini digelar.
Adapun outpun dari kegiatan ini, ada perubahan midset dosen Prodi Akuntansi UMN Al Washliyah Medan bahwa menulis itu penting karena bisa menjadi modal untuk kepangkatan dan Laporan Beban Kerja Dosen (LBKD).
Pemateri Rini Indahwati mengatakan menulis buku itu asyik, dan manfaatnya lebih dibandingkan menulis karya ilmiah seperti jurnal.
Alasannya, dengan menulis buku keilmuan kita bisa dinikmati banyak orang dan terus berlanjut. Beda dengan menulis karya ilmiah yang luaran hanya dinikmati oleh ilmuan.
Namun, keduanya penting karena sangat berkontribusi mendukung karir dosen. Apalagi saat ini dosen yang memiliki jenjang kepangkatan Asisten Ahli dan Lektor dalam tiga tahun diwajibkan membuat buku, demikian juga professor.
Kepala UMSU Press, Muhammad Arifin, mengatakan mendukung kegiatan, baginya untuk menulis buku untuk dosen adalah keharusan karena dosen harus memiliki buku yang bisa dijadikan pedoman untuk mahasiswa belajar di rumah. “Dosen yang menulis buku itu memiliki keistimewaan karena dia yang mengetahui kekosongan literatur, atau cara menyampaikan isi buku dalam proses belajar, dan terpenting buku itu bisa membantu dosen untuk menaikkan jenjang karirnya,” kata Muhammad Arifin.